Thursday, October 13, 2011

Bakal Calon Pengangguran

Wew.. Ternyata ribet juga yah apply kerjaan baru ini.. 
Awalnya tadi siang, setelah sekian lama saya ga buka email yahoo yang terabaikan saya mulai melihat satu persatu email yang masuk. Maklum saja, biasanya yang saya taruh disitu hanya notifikasi-notofikasi dari media sosial atau milis untuk lowongan pekerjaan. Secara selama setahun terakhir ini saya Alhamdulillah punya kerjaan, jadilah saya sedikit mengabaikan semua lowongan itu. Nah sekarang, disaat kontrak saya akan habis sekitar 1,5 bulan lagi, mulailah saya berpikir untuk melamar ke tempat lain. Email masuk yang juamlahnya udah 700an itu akhirnya saya lihat satu persatu. 

Akhirnya ada 1 lowongan pekerjaan yang menarik minat saya dan saya rasa sesuai dengan pengalaman saya selama ini. Deadline untuk memasukkan aplikasi adalah tanggal 12 Oktober. Yup begitu saya lihat tanggal ternyata memang hari ini. Saya pikir nyaris saja saya kehilangan kesempatan untuk melamar pekerjaan itu. Bayangkan kalau saya tidak merasa perlu untuk melihat-lihat email saya. Pasti suatu saat saya akan melihat email tersebut dengan penyesalan. Berhubung CV saya ada di laptop pribadi di rumah, jadilah saya menunggu sampai jam pulang kantor.

Eh ternyata sampe di rumah, saya malah lupa dengan aplikasi ini. Baru inget lagi hampir jam 11 malem. Langsung buka laptop, pasang internet, benerin cv, dan mulailah proses aplikasi online. Pernah ngalamin ribetnya aplikasi online? Pasti pernah kan dan pasti pernah juga dibikin kesel entah karna apa tiba-tiba error dan harus mulai lagi dari awal. Coba bayangkan itu ditambah dengan deadline yang hanya tinggal setengah jam lagi. Wuiih, luar biasa rasanya. Antara terus berdoa  ketika mengklik "NEXT" semua akan baik-baik saja dan berharap agar waktu berjalan lebih lambat. So aplikasinya masih bisa masuk tepat waktu, tanggal 12 Oktober 2011. Yah meskipun jamnya hampir mendekati angka 12, semoga saja yang mereka pertimbangkan adalah tanggalnya.. :)

Seneng banget waktu akhirnya lihat tulisan "Apply success". Meskipun belum jaminan bahwa aplikasi saya bisa jadi shorlisted, ini akan jadi pelajaran berharga buat saya untuk tidak mengabaikan email yang masuk terlalu lama. Bisa saja ada kesempatan-kesempatan bagus lain yang saya lewatkan bukan?

Tapi kalau ditanya apakah saya khawatir akan menjadi pengangguran, saya rasa tidak ada yang tidak khawatir ketika kehilangan pekerjaan. Tapi saya lalu ingat kalau saya punya bisnis sampingan dengan DBC Network. Meskipun masih berusaha membangun, tapi sedikit2 saya rasakan mulai berkembang. Selain itu, yang selalu saya ingat adalah, Tuhan itu tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan manusia dan tidak lupa juga bahwa Tuhan itu Maha Penyayang dan Maha Pemurah. Insya Allah ketika tertutup satu jalan, maka akan terbuka jalan yang lainnya. Semua sudah ada jalannya. Yang penting adalah tidak berhenti berusaha dan berdoa. Klise tapi memang inilah yang harus kita lakukan.

Saya berharap semoga diberi kemudahan dalam segala hal, amiiin..

Tuesday, August 23, 2011

Ketika Keramahan Disalah Artikan

Sebelumnya saya tidak pernah berpikir bahwa keramahan bisa disalah artikan begitu jauhnya. Sebagai orang yang lahir dan dibesarkan di Indonesia, tepatnya di tanah Sunda, keramahan adalah suatu hal yang sudah diajarkan sejak dini. Dari kecil saya diajarkan untuk selalu menghormati orang lain terutama yang lebih tua, menghargai sesama dan tidak boleh lupa untuk selalu memberikan senyuman kepada setiap orang yang saya temui. 

Senyum adalah ibadah, inilah yang selalu saya ingat di dalam pikiran saya. Ketika senyuman kita bisa memberikan keceriaan, ketenangan dan ketentraman untuk orang-orang di sekitar kita. Karena itu sejak kecil saya belajar untuk selalu tersenyum dan bersikap ramah dengan orang-orang yang saya temui. Memang tidak bisa dipungkiri, sebagai manusia biasa ada kalanya saya sedang tidak ingin tersenyum karena sedih. Ada kalanya saya hanya ingin diam dan tak berekspresi. Tapi saya selalu berusaha untuk menekan semua itu apabila saya sedang berada di tempat umum.

Namun beberapa kejadian yang saya alami belakangan ini, mulai mengusik dan menyadarkan saya sampai akhirnya saya bertanya pada diri sendiri, apakah selama ini keramahan yang saya berikan itu menjadi terlalu berlebihan atau orang yang saya beri keramahan ini menanggapinya dengan salah? Apakah keramahan yang memang menjadi ciri khas bangsa Indonesia sudah menjadi barang yang eksklusif sehingga apabila ada yang melakukannya lalu disalah artikan? Saya mencoba merenung dan mengingat kembali beberapa kejadian yang saya alami.

Berkah Doa dan Usaha - Naik Level 6%


Alhamdulillah.. tanpa disangka-sangka kerja keras saya bisa membuahkan hasil. Sujud syukur kepada Allah S.W.T. dan ucapan terima kasih kepada partner-partner bisnis saya di DBC Network yang selalu kasih support tanpa henti sehingga setiap kali saya mengalami penurunan saya selalu diingatkan untuk bersemangat dan tidak berhenti berusaha. 

Mungkin kalau dilihat baru 6%, kenapa saya bisa begitu bahagia? Padahal kalau mau dibilang bonusnya belum seberapa. Tapi yang saya lihat disini memang usaha saya untuk mencapai itu. Setelah menghadapi banyak keraguan, banyak penolakan, mood yang up and down, akhirnya situasi stagnan ini bisa terpecah juga. Memang kalau usaha dengan keras dan banyak berdoa tidak ada yang tidak mungkin.

Saya kadang suka merasa iri melihat partner bisnis lain yang bisa melesat dengan cepat, sudah di posisi tinggi dan mendapatkan bonus jutaan. Tapi lalu saya sadar semua itu seimbang dengan usaha yang kita lakukan. Saya menyadari mungkin usaha saya selama ini kurang maksimal. Terlalu banyak alasan yang saya buat padahal sebenernya alasan-alasan tersebut masih bisa dicari solusi yang lain sehingga bisni yang saya jalankan ini juga bisa berjalan dengan baik. Alhamdulillah di tengah-tengah semua itu, saya diberi berkah untuk mendapatkan partner baru dan belajar bersama. Sampai pada titik saya menyadari bahwa ternyata usaha saya ini membuahkan hasil. Dari yang tadinya stagnan, sekarang sudah bisa naik level. Semangat saya pun kembali lagi. Saya semakin menyadari bahwa memang diperlukan usaha yang keras, semangat belajar yang tinggi, serta doa yang tak henti untuk mewujudkan impian saya. Saya harus selalu mengingat apa impian saya dulu, apa yang membuat saya bergabung dengan bisnis ini. 

Monday, August 1, 2011

Aku dan Persimpangan














Hamparan pasir 
Deburan ombak
Jutaan Bintang
Dan kesendirianku
Pantai ini
Pasir ini
Laut ini
Dan kenangan kita
Kesendirianku, neraka kah itu?
Kebersamaan kita, surga kah itu?
Aku di persimpangan
Terduduk kaku
Tak beranjak
Tak bertujuan
Kemanakah akal?
Kemanakah pikiran?
Kemanakah cinta?
Dimanakah dirimu?
Dimanakah kebersamaan itu?
Akankah surga itu kembali
Atau aku duduk terdiam
Hanyut dalam nerakaku


Tuesday, July 12, 2011

Titik Kuning

Setiap malam dalam kesendirianku
Kulihat layar itu
Kunantikan kemunculannya
Titik kuning yang beriringan dengan namanya
Kunantikan adanya perubahan dari titik itu
Kunantikan ia berbicara denganku
Malam ini
Aku hanya bisa menatap titik kuning itu
Takkan ada perubahan
Takkan ada percakapan
Aku hampa tanpa harapan
Malam ini 
Kupandangi titik itu hingga menghilang
Hanya memandang
Hingga menghilang
Lalu kubisikkan
Selamat malam, semoga mimpimu indah
Aku terdiam
Meminta
Berdoa
Berharap
Angin, hembuskan bisikanku padanya
Sampaikanlah rinduku
Aku disini setia menanti
Hingga titik kuning itu kembali
I Sure Miss You A Lot

Click here to getImages  &
I Sure Miss You A Lot Pictures - Pictures

Monday, July 11, 2011

Bisnis dengan DBC Network

Pernah dengar DBC Network? Kalau belum, pernah lihat gambar di bawah ini??
klik disini untuk melihat website DBC Network

Kalau belum pernah juga, pasti pernah dengar Oriflame kan?
Yup, DBC Network adalah jaringan online nya Oriflame. Lalu kenapa saya membahasnya disini? Jawabannya simple aja, sekarang DBC Network adalah kendaraan saya dalam menjalankan bisnis.


Masih banyak orang yang ragu dan skeptis mengenai bisnis MLM. Saya juga salah satunya dulu. Dulu, kalau saya dengar bisnis MLM, saya langsung mengurungkan niat untuk mendengar penjelasan apapun. Soalnya banyak banget yang bilang kalau bisnis MLM itu bisnis omong kosong, yang berhasil cuma orang-orang yang posisinya ada diatas aja. Sementara yang posisinya masih di bawah, tidak akan mendapatkan keuntungan apapun. Nah saya langsung berpikir tidak akan pernah bergabung dengan bisnis seacam ini.

Opini ini tetap saya pegang hingga pada tahun 2010, saya lihat tante saya sendiri mulai menjalankan salah satu bisnis MLM. Saya mulai bertanya banyak tentang kenapa dia mau bergabung, apa keuntungannya, apakah sulit, dll. Saya sendiri sudah tahu tentang Oriflame sejak lama tapi tidak pernah tertarik. Maklum saja, dulu keadaan keuangan saya belum cukup untuk membeli produk-produk Oriflame dan saya juga merasa saya tidak punya bakat untuk berjualan. Tapi ternyata setelah diberikan sedikit penjelasan saya mulai menggali dan disinilah saya mulai tertarik untuk menjalankan sistem MLM Oriflame melalui DBC Network.


Kenapa DBC Network???
Pertanyaan yang harus diajukan pertama kali sebenarnya adalah, apa impian saya? Terus terang saya bukan orang yang ambisius, saya hanya ingin bisa hidup dengan baik dan memberikan yang terbaik bagi orang-orang di sekitar saya. Oh ya, saya juga punya cita-cita untuk bisa menjadi "stay at home mommy". Yes, i am a stay at home mommy wanna be.

Nah baru kita masuk lagi kenapa DBC Network???
Saya melihat bahwa sistem yang dijalankan oleh Oriflame ternyata berbeda dengan MLM lainnya. Disini baik upline maupun downline harus saling support kalau mau maju. Upline tidak akan maju kalau downline juga tidak bergerak dan downline juga tidak bisa maju tanpa dukungan upline. Tentunya disini semua dianggap sama. Kalau downline nya saja yang berusaha tetapi upline nya tidak, maka downline tersebut bisa menyusul posisi upline nya. Jadi semua memang tergantung kerja keras dan support satu sama lain. Yup, menjalankan sistem ini memang susah-susah gampang. Kuncinya adalah kita mau belajar dan tidak berhenti berusaha. Kerikil-kerikil yang menghadang di tengah jalan itu pasti ada. Hanya tinggal bagaimana kita menyikapinya.

Nah disinilah keuntungan DBC Network, kita bisa bekerja secara online. Jadi kapan saja dan dimana saja, kita bisa mengurus bisnis ini dan menjalankan sistemnya. DBC juga menyediakan fasilitas free web untuk promosi. Jadi saya ga perlu susah untuk melakukan door to door dalam merekrut orang. Di jaman yang serba online ini, mau ga mau saya harus lebih canggih dan lebih bisa memanfaatkannya. Selain itu juga DBC melengkapi membernya dengan e-book training yang bisa dipelajari kapan saja. Jadi saya merasa ini memang yang sesuai dengan saya, apalagi saya masih punya kerjaan utama.

Saya berharap mudah-mudahan bisnis saya ini bisa berkembang hingga suatu saat bisa menjadi penghasilan utama saya. Siapa sih yang tidak tergiur untuk mendapatkan penghasilan tambahan yang berjuta-juta apalagi kalau sampai bisa melebih penghasilian utama. Bener pepatah bilang "tak kenal maka tak sayang". Jadi saya akan menyarankan untuk silahkan melihat-lihat dan mempelajari sistem di DBC Network ini. Tidak sesusah yang dibayangkan ko apalagi disini semua partner bisnis selalu saling support. Nah syukur-syukur kalo tertarik, kalaupun tidak mudah-mudahan suatu saat bisa tertarik.. :-)

Sunday, July 10, 2011

My First Complete Dish





Finally, being a fans of those cooking shows on TV paid off.. 




Never imagine in my whole life that i would make such a nice dish on my plate. I’ve never been fond of cooking. As a matter of fact i hate cooking. Being Indonesian and grew up entirely in the same place made my choices of what i can cook limited. My family loves Indonesian food, or say it Sundanese food. I somehow found that Indonesian food is just too complicated to cook. I even remember my father asked me one time whether i can cook or not, and i answered embarassedly NO, NOT AT ALL. I can only cook like five simple foods, very simple.


But hey don’t missjudge me. Although i dont like cooking, i am always interested in baking. I was quite good actually. Few years ago, i always made the Lebaran cookies or birthday cake myself. I enjoyed the time of time of reading a new recipe, trying it, and being satisfied with whatever i made. Then the reality hit me. Apparently, good cake or cookies involves good money and a lot of mess up in the kitchen. Somehow both my mom and me finally had an agreement that it would be easier if we just buy the cake or cookies for those special occasion.

However, I love eating, especially trying new things. Sushi, tender steak, crispy thin pizza, salmon sashimi, pancakes, ice cream and so many more. I am always wondering while eating those food whether someday i would be able to cook them. Then, those masterchef shows are on TV and i feel like this time cooking is not as bad as i always imagine.

I watched the show repeatedly, almost every rerun. I learned the right way of cooking, the tricks and else. After some times, the passion just came up like an explosion. Added by a good cook roomy, made it so impossible to ignore. So, i learned some recipes and chose the one that looks easier then i bought the ingredients.

Apparently, as simple as you read the recipe, in practice it was never that simple. The preparation itself took almost an hour. So the total time for cooking this dish was 2 hours, around. But it was satisfying in the end. Dealing with those ingredients, lots of mess, smelling the delicious aroma while on process, had given me really good feeling. So here it is, my first complete dish on the plate: Chicken schnitzel with eggplant n broccoli salad and mashed potato. 

Never thought that i could make it. So Yes, i have a big smile on my face afterwards and looking for another shot of cooking other recipes..